Kamis, 14 Mei 2015

Elang Malas Yang Gagah

ELANG MALAS YANG GAGAH

Alkisah meneteslah telur elang yang semuanya berjumlah lima tanpa satu telur pun yang cacat semuanya menetas dengan lancar, berkembang dengan sehat, semua pelajaran yang dikasih ibunya dapat dengan mudah anak-anaknya pelajari, ah dasar keluarga elang yang pintar tapi ada satu hal yang memang ibunya selalu meneteskan air mata. Ketika melihat si bungsu yang kerjanya hanya makan dan tidur itupun bukan hasil kerja keras sendiri tapi hasil dari ibunya yang mencari, saat yang empat berlatih jalan, berlatih mencari makan, berlatih terbang dia tetap diam dan malas-malasan tak peduli dengan mentari yang menjalankan tugasnya dengan gagah, dengan selalu memancarkan sinarnya ke bumi, tak peduli dengan bulan yang selalu bergantian dengan matahari untuk menggantikan siang dan malam, tak peduli dengan saudara-saudaranya yang udah berkembang dengan pesat tumbuh dengan cepat, yang ia rasakan hanyalah nyaman dengan gelarnya sebagai anak bungsu, yang selalu dikasih makan sama ibunya, dikasih enak sama kakaknya.

Hingga pada suatu hari datanglah ayah elang ke rumahnya, melihat pemandangan yang menyejukan melihat ibu dari anaknya sedang berlatih merangkai anaknya supaya menjadi elang yang gagah perkasa, senyum sumringah, bahagia yang tiada tara dirasakan sang ayah melihat anak anaknya yang tumbuh pesat, dan hanya sampai situlah si ayah melihat hanya melihat empat anaknya tanpa engeuh bahwa ada satu lagi anaknya yang sedang dengan manja, bermalas-malasan.

Hari pun terus berlalu ayah hanya datang dan melihat perkembangan anaknya, hingga akhirnya dia mendekati keempat anaknya yang sedang berlatih dengan ibunya, hingga terjadi percakapan

ayah : hai semua apa kabar
anak 1,2,3,4 : (teriak) ayah hore ayah pulang,

Sambil terus menceritakan dan memperlihatkan apa yang telah ia dapatkan dari ibunya, melihatkan kepintarannya mencari makan, terbang, jalan hinnga ayahnya tertawa terbahak-bahak melihat anak anaknya yang emang tumbuh dengan pesat, hingga akhirnya

Ayah : Bu...! telor yang ibu keluarkan semuanya berapa?
Ibu : (tersentak) ada 5 ayah
ayah : terus yang satu lagi gagal?
Ibu : enggak ayah si bungsu ada di rumah
Ayah : coba panggil ayah pengen liat

bersegaralah ibu memanggil sibungsu, di dandani dengan rapih karena akan bertemu sang ayah. Sesampainya

ayah : aduh anak ayah yang satu ini kemana aza

si bungsu : (tersenyum) ada ayah, diam aza di rumah

ayah : coba ayah pengen liat bungsu terbang

mendengar pertanyaan tersebut sang ibu dan kakaknya, melongo karena mereka sadari si bungsu belum bisa apa apa, hanya bisa jalan.

tapi beda dengan si bungsu, Si bungsu dengan sombongnya dia mencoba terbang tapi yang ada hanya berapa centi, jatuh lagi dan tetap jatuh, hal itu membuat sang ayah marah, tanpa melihat kanan kiri,
si bungsu di pukulnya hingga teriak minta ampun

si bungsu : Ampun ayah ampun ayah, ibu tolongin bungsu
                    si ayah tak pedulikan omongan si bungsu
sang ibu : (sambil menangis) sudah ayah semuanya ini salah ibu, ibu yang gak bisa didik dia, ibu yang gak bisa ajarin dia

Hingga akhirnya sang ayah membawa terbang si bungsu tinggi sekali, di bawa ke daerah yang emang apabila jatuh si bungsu akan pecah kepalanya karena bawahnya emang kumpulan batu besar, dibawa terbang sibungsu, ibu beserta kakaknya menangis melihat kejadian tersebut, melongo sambil menangis melihat apa yang akan dilakukan ayah terhadap sibungsu, sambil menangis sibungsu berada dicengkraman ayahnya, hingga pada ketinggian sang ayah melepaskan si bungsu, alhasil si bungsu jatuh, dan dengan reflek si bungsu mengepakan sayapnya dengan cepat, sambil memejamkan matanya ia terus mengepakan sayapnya tak tau apa yang akan terjadi, sang ibu dan kakak menangis, melihat kejadian tersebut

sementara si bungsu terus mengepakan sayapnya hingga akhirnya  melayang terbang dengan mata yang terus terpejam, melayang  sibungsu diketinggian yang mungkin kakaknya juga tidak bisa melampauinya, terbukalah mata si bungsu dengan perasaan yang takut si bungsu terus mengepak mencoba turun ke bawah, sesampainya dibawah si bungsu pingsan.
Melihat kejadian tersebut sang ayah bukannya nolongin malah pergi meninggalkan mereka. Tak lama si bungsu pun terbangun dan sadar, melamun mengingat kejadian yang telah ia alami, hingga ia berpikir apa iyah sebelum pingsan saya terbang dengan begitu tinggi.

Rasa penasaran pun timbul didahan pohon tempat ia bermalas – malasan dia mencoba terbang dengan goyah sibungsu terus terbang hingga akhirnya terbang dengan setabil dan mencoba semakin tinggi, hingga semakin tinggi si bungsu terbang.
dan si bungsu melihat kebolehan nya tersebut kepada kakaknya hingga IBU dan Kakaknya tersenyum melihat kejadian tersebut.
dan mereka berlima tumbuh dan berkembang menjadi elang yang sangat gagah.